Tidak banyak orang mengenal nama Zunairah. Shahabiyyah yang satu ini
datang dari kalangan hamba sahaya. Kulitnya hitam. Sebagai budak, ia
bebas diperjualbelikan kapan pun oleh majikannya.
Namun di balik
penderitaan, Zunairah adalah sosok yang sangat kuat akan keimanannya.
Dia siap mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya agama Allah, Islam.
Ketika
memeluk Islam, status Zunairah sebagai budak Abu Jahal. Makanya, dia
sembunyi-sembunyi mengikuti dakwah, dan melaksanakan ajaran Rasulullah
SAW.
Bisa dibayangkan, bagaimana murkanya Abu Jahal jika
mengetahui salah satu budak peliharaannya malah mengikuti ajaran
musuhnya (Nabi Muhammad).
Namun, serapat-rapatnya menutup
rahasia, akhirnya ketahuan juga. Rupanya anak buah Abu Jahal mengetahui
kemualafan Zunairah, lalu melaporkan kepada pemimpinnya.
Benar
saja tokoh musyrik itu sangat marah. Dia memerintahkan anak buahnya
segera menghadirkan Zunairah. Ketika Zunairah menghadap, tanpa basa-basi
Abu Jahal menamparnya. “Benarkah kamu sudah masuk Islam?” teriak Abu
Jahal.
Zunairah diam saja. Abu Jahal mengulangi lagi
pertanyaannya. Dengan tenang dan mantap dia menjawab, “Benar! Saya hanya
percaya pada seruan yang disampaikan Nabi Muhammad, karena itu saya
mengikuti ajarannya.”
Sudah bisa diduga, jawaban Zunairah
mengundang amarah Abu Jahal. Tidak hanya caki maki, tangannya yang besar
kembali dilayangkan ke wajah Zunairah. Abu Jahal juga menendang
budaknya hingga tersungkur ke tanah.
Zunairah disiksa dengan
keji. Perempuan lemah ini menahan rasa sakit, namun tetap tegar. Baginya
penyiksaan demi penyiksaan belum seberapa dibandingkan perjuangan
Rasulullah SAW dan para sahabat selama menjunjung agama Allah.
Abu Jahal mengancam akan menghentikan penyiksaan bila Zunairah mau
meninggalkan Islam. “Kembalilah kamu menyembah berhala, kamu akan
bahagia,” bujuknya.
Namun, Zunairah tetap yakin dengan
pilihannya. Hal ini membuat Abu Jahal semakin marah. Dia memanggil
kawan-kawannya, lalu berseru, “Hai kawan-kawan, apakah kalian tidak mau
mengikuti seruan Muhammad?”
Serentak kawanan Abu Jahal menjawab, “Tidak!"
“Kalau
memang ajaran Muhammad itu benar, pasti mereka mengikuti terlebih
dahulu dibandingkan kamu yang hanya seorang budak,” kata Abu Jahal.
Penyiksaan
selanjutnya membawa budak belia ini ke tanah lapang. Di lahan luas itu,
Abu Jahal kembali menghajar Zunairah yang sudah lemah. Dia memukul,
hampir seluruh tubuhnya. Yang fatal ketika pukulan Abu Jahal diarahkan
ke mata Zunairah. Dalam sekejap mengalir darah, membuat penglihatan
Zunairah menjadi gelap.
Abu Jahal tertawa lepas sambil mengejek,
“Matamu menjadi buta bukan karena pukulan tanganku, tetapi akibat kamu
masuk Islam. Andaikan kamu kembali menyembah Latta dan Uzza pasti akan
sembuh.”
Ocehan Abu Jahal semakin membuat Zunairah yakin akan
kebenaran Islam. Ia pun iklas jika matanya menjadi buta, karena membela
agama Allah. Namun hatinya sedih dan marah dengan penghinaan Abu Jahal
terhadap Rasulullah SAW.
Dengan lantang ia berkata, “Kalian
semua pembohong, dan tidak bermoral. Berhala Latta dan Uzza yang kalian
sembah tidak akan bisa berbuat apa-apa, apalagi memberi manfaat kepada
kalian!”
Ucapan Zunairah membuat Abu Jahal berpikir sejenak.
Namun, ia telanjur malu dengan perbuatannya. “Tidak takutkah jika Latta
dan Uzza murka kepadamu? Tinggalkanlah segera agama Muhammad yang
melecehkan kita!” kata Abu Jahal sambil menarik rambut budaknya.
Zunairah
semakin berani menantang tuannya. “Wahai Abu Jahal, sebenarnya nenek
moyangmu yang buta. Lebih buta daripada mataku ini. Meskipun mataku
buta, Allah tidak akan sulit mengembalikannya menjadi terang, tidak
seperti tuhanmu Latta dan Uzza yang tak bisa berbuat apa-apa.”
Penyiksaan terhadap Zunairah berhenti ketika matahari terbenam. Lalu, Zunairah disuruh kembali ke rumah majikannya.
Dalam
keadaan gelap, budak belian ini tiada henti berdoa memohon pertolongan
Allah SWT. Kekuasaan Allah pun datang; Dia mengabulkan keinginan
hamba-Nya.
Sungguh ajaib, ketika Zunairah membuka matanya,
kembali terang. Dia bisa melihat seperti sediakala. Luka parah di
sekujur tubuhnya pun langsung sembuh. Zunairah tiada henti bersyukur
kepada Allah. Budak hitam ini semakin yakin kepada ajaran Rasulullah,
walaupun tuannya suatu saat bakal menyiksanya lagi.
Benar saja,
pagi hari Abu Jahal kembali memanggil Zunairah. Dia berharap penyiksaan
kemarin membuat budaknya kapok sehingga mau kembali menyembah nenek
moyang.
Namun, Abu Jahal kaget ketika melihat wajah budaknya sangat mulus,
berseri-seri. Mata yang buta kembali bisa melihat, dan tanpa ada goresan
sedikit pun bekas penyiksaan.
“Zunairah, kamu apakan wajahmu?
Kemarin mata kamu buta, tapi sekarang sudah bisa melihat. Pasti ulah
sihir dari Muhammad, karena dia tukang sihir,” kata Abu Jahal penasaran.
Zunairah
meyakinkan Abu Jahal bahwa Allah SWT yang telah melindungi dan
menyembuhkan semua luka-luka, serta menghindarkannya dari kebutaan.
“Hanya Allah yang bisa membuat manusia sehat, hidup, mati dan masih
banyak lagi. Sedangkan Muhammad itu hanya manusia biasa hanya utusan
Allah,” jawab Zunairah.
Ketika Abu Jahal akan menyiksa kembali
Zunairah di lapangan, datanglah Abu Bakar. Sahabat Rasulullah itu
meminta kepada Abu Jahal membebaskan tawanannya. Abu Bakar yang akan
menebus harga budak belian tersebut. Abu Jahal lalu menyerahkan Zunairah
kepada Abu Bakar, yang kemudian membebaskannya.
Jumat, 20 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar