Karya Besar
Sebagai ilmuwan agung, Ibnu Bajjah
sangat produktif dan banyak menghasilkan beragam karya. Karya-karya Ibnu
Bajjah yang ditulis dalam bahasa Arab banyak memengaruhi peradaban
Barat.
Betapa tidak, buah pikirnya banyak diterjemahkan ke dalam
bahasa Yahudi dan Latin. Kini, manuskrip asli dan terjemahannya masih
tersimpan di Perpustakaan Bodlein, Perpustakaan Berlin, dan Perpustakaan
Escurial (Spanyol).
Buah pikirnya yang paling populer adalah Risalah Al-Wida.
Dalam kitab itu, Ibnu Bajjah menceritakan tentang ketuhanan, kewujudan
manusia, alam, dan uraian mengenai bidang perobatan. Karya Ibnu Bajjah
lainnya yang berpengaruh adalah Kitab Tadbir Al-Mutawahhid.
Kitab
itu mengungkap pandangannya dalam bidang politik dan filsafat. Ia lebih
menekankan kehidupan individu dalam masyarakat yang disebut Mutawahhid.
Risalah Tadbir Al-Mutawahhid itu diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol. Karya lainnya adalah Al-Ittisal Al-Aql bi Al-Insan. Karya yang satu ini mengupas secara detail tentang hubungan akal dengan manusia.
Ibnu
Bajjah juga telah menulis sebuah buku yang berjudul Al-Nafs, yang
membicarakan persoalan jiwa. Kitab itu juga menerangkan persoalan yang
berkait tentang jiwa manusia dengan Tuhan dan pencapaian manusia yang
tertinggi daripada kewujudan manusia yaitu kebahagiaan. Pembicaraan itu
banyak dipengaruhi oleh gagasan pemikiran filsafat Yunani, seperti
Aristoteles, Galenos, Al-Farabi, dan Al-Razi.
"Perpustakan Berlin menyimpan 24 risalah manuskrip karangan Ibnu Bajjah. Di antaranya Tardiyyah (syair-syair) Risalah Al-Akhlaq, Kitab Al-Nabat dan Risalah Al-Ghayah Al-Insaniyyah," ujar ilmuwan Carra dew Vaux.
Ibnu
Bajjah merupakan ilmuwan yang hebat dan sangat dihormati sepanjang
sejarah. "Kedudukan Ibnu Bajjah setara dengan Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan
Al-Farabi," puji Ibnu Khaldun.
Kontribusi Ibnu Bajjah di Bidang Sains
Astronomi
Ibnu
Bajjah ternyata turut berperan dalam mengembangkan ilmu astronomi
Islam. Seorang ilmuwan Yahudi dari Andalusia, Moses Maimonides,
menyatakan bahwa Ibnu Bajjah telah mencetuskan sebuah model planet.
''Saya
pernah mendengar Ibnu Bajjah telah menemukan sebuah sistem yang tak
menyebut terjadinya epicycles. Saya belum pernah mendengar itu dari
muridnya,'' ungkap Maimonides.
Selain itu, Ibnu Bajjah pun telah
mengkritisi pendapat Aristoteles tentang meteorologi. Ia bahkan telah
mengungkapkan sendiri teorinya tentang Galaksi Bima Sakti. Ibnu Bajjah
menegaskan, Galaksi Bima Sakti sebagai sebuah fenomena luar angkasa yang
terjadi di atas bulan dan wilayah sub-bulan.
Pendapatnya itu dicatat dalam Ensiklopedia Filsafat Stanford
sebagai berikut: ''Bima Sakti adalah cahaya bintang-bintang yang sangat
banyak yang nyaris berdekatan satu dengan yang lainnya. Cahaya kumpulan
bintang itu membentuk sebuah ''khayal muttasil'' (gambar yang
berkelanjutan). Menurut Ibnu Bajjah, ''khayal muttasil'' itu sebagai
hasil dari pembiasan (refraksi).''
Guna mendukung penjelasannya
itu, Ibnu Bajjah pun melakukan pengamatan terhadap hubungan dua planet,
yakni Yupiter dan Mars pada 500 H/1106 M.
Fisika
Dalam
bidang fisika Islam, Ibnu Bajjah mengungkapkan hukum gerakan.
Prinsip-prinsip yang dikemukakannya itu menjadi dasar bagi pengembangan
ilmu mekanik modern. Pemikirannya dalam bidang fisika banyak memengaruhi
fisikawan Barat abad pertengahan, seperti Galileo Galilei. Tak heran,
jika hukum kecepatan yang dikemukakannya sangat mirip dengan yang
dipaparkan Galilei.
Menurut Ibnu Bajjah, Kecepatan = Gaya Gerak
- Resistensi Materi. Ibnu Bajjah juga adalah fisikawan pertama yang
mengatakan selalu ada gaya reaksi untuk setiap gaya yang memengaruhi. Ia
pun sangat memengaruhi pemikiran Thomas Aquinas mengenai analisis
gerakan. Inilah salah satu bukti betapa peradaban Barat banyak
terpengaruh dengan sains yang dikembangkan ilmuwan Muslim.
Psikologi
Ibnu
Bajjah pun juga sangat berjasa dalam mengembangkan psikologi Islam.
Pemikirannya tentang studi psikologi didasarkan pada ilmu fisika. Dalam
risalahnya yang berjudul Recognition of the Active Intelligence, Ibnu Bajjah mengatakan inteligensia aktif adalah kemampuan yang paling penting bagi manusia.
Dia
juga menulis banyak hal tentang sensasi dan imajinasi. ''Pengetahuan
tak dapat diperoleh dengan pikiran sehat saja, tapi juga dengan
inteligensia aktif yang mengatur intelegensia alami,'' ungkap Ibnu
Bajjah.
Ia juga mengupas tentang jiwa. Bahkan, secara khusus Ibnu
Bajjah menulis kitab berjudul, Al-Nafs, atau Jiwa. Dia juga membahas
tentang kebebasan. Menurut dia, seseorang dikatakan bebas ketika dapat
bertindak dan berpikir secara rasional.
read : Ibnu Bajjah, Ilmuwan Besar di Era Kejayaan Islam Spanyol (1)
Source: republika.co.id
Kamis, 19 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar