Kamis, 19 Juli 2012

Al-Idrisi, Kartografer Muslim Kepercayaan Raja (1)

Sisilia adalah tempat pertemuan dua peradaban. Dikuasai oleh orang-orang Arab tahun 831, pulau ini dalam kendali Muslim sampai akhir abad 11.

Selama rentang waktu tiga abad, orang-orang Arab Muslim membangun bendungan, sistem irigasi, waduk dan menara air, memperkenalkan tanaman baru seperti jeruk dan lemon, kapas, kurma, dan beras.


                    (Peta dunia karya Al-Idrisi)


Pada awal abad ke-11, sekelompok tentara Norman yang dipimpin oleh Roger berkuda ke selatan Italia untuk merebut Sisilia dari orang-orang Arab Muslim.

Pada  tahun 1101 Roger berhasil menaklukkan Sisilia. Empat tahun kemudian, ia mewariskan Sisilia pada anaknya, Roger II, pada tahun 1130.

Tinggi, berambut gelap, berjanggut dan gemuk, Roger II, memerintah kerajaannya dengan bijaksana. Ia dikenal sebagai filsuf, matematikawan, dokter, ahli geografi, dan penyair.

Pada tahun 1138, di istana kerajaan Palermo, Sisilia, Roger II mengadakan pertemuan dengan seorang cendikiawan Muslim terkemuka. Saat cendikiawan Muslim itu memasuki aula, sang raja bangkit, dan membawanya melintasi marmer berkarpet untuk menduduki tempat terhormat di samping raja. Cendikiawaan Muslim itu diminta datang dari Afrika Utara untuk membahas peta dunia.

Cendikiawan Muslim tersebut yang merupakan ahli geografi bernama Muhammad Al-Idrisi. Ia lahir di Ceuta, Maroko. Setelah belajar di Cordoba, Spanyol, ia melakukan beberapa tahun perjalanan meliputi sepanjang Mediterania, Lisbon  hingga ke Damaskus.

Pada pertemuan itu, Roger II meminta Al Idrisi untuk membantu pembuatan peta yang saat itu masih simbolik dan hanya berdasarkan pada tradisi dan mitos ketimbang penyelidikan ilmiah. Roger II ingin membuat sebuah peta dunia dengan menampilkan garis pantai, tanjung, teluk, perairan dangkal, dan pelabuhan.

Dimulai dengan Akademi GeografiKeinginan Roger II untuk membuat peta ia percayakan kepada Al-Idrisi. Untuk melaksanakan proyek tersebut, Roger II mendirikan sebuah akademi geografi dengan dirinya sebagai direktur dan Al-Idrisi sebagai sekretaris. Roger II ingin tahu kondisi  yang tepat dari setiap daerah, iklim, jalan, sungai-sungai, dan laut dunia luar.

Akademi geografi  tersebut dimulai dengan mempelajari dan membandingkan karya-karya geografi sebelumnya dari 12 cendikiawan yang 10 diantaranya adalah Muslim.

Dominasi Muslim di bidang geografi dikarenakan para pedagang Muslim sering mencatat perjalanan mereka, menjelaskan rute, dan kondisi kota-kota di sepanjang jalan.

Beberapa di antara mereka adalah Ibnu Khurdadhbih, Al-Yaqubi, Qudamah, Ibnu Hawqal dan Al-Mas'udi. Dua ahli geografi dari era pra-Islam yang dilihat karya geografinya adalah Paulus Orosius dan Ptolemy.

Setelah memeriksa panjang lebar karya geografi mereka, Roger II dan Al Idrisi memutuskan untuk mulai mengumpulkan informasi. Pelabuhan Sisilia dipilih sebagai tempat yang ideal untuk mulai mengumpulkan informasi.

Selama bertahun-tahun hampir setiap kapal yang merapat di Palermo, Messina, Catania, atau Syracuse diinterogasi tentang tempat-tempat yang mereka kunjungi.

Tidak hanya mengandalkan informasi dari para pelaut, Roger II dan Al-Idrisi mengumpulkan informasi dari para wisatawan. Jika mereka menemukan wisatawan yang telah mengunjungi sebuah wilayah, maka wisatawan tersebut diminta untuk menceritakan daerah yang dikunjungi, tentang iklim negara tersebut.

Selain itu, bagaimana kondisi sungai, danau, gunung, pantai, dan tanahnya, bagaimana kondisi jalan, bangunan, monumen, tanaman, kerajinan, impor, dan ekspornya, bagaimana budaya, agama, adat dan bahasanya.

Jika informasi yang didapatkan dirasa masih kurang, maka dilakukan ekspedisi ilmiah ke daerah-daerah tersebut. Dalam ekspedisi ilmiah terdapat juru gambar dan kartografer sehingga dapat merekam visual wilayah tersebut.

Selama 15 tahun mengumpulkan informasi, Al-Idrisi dan Roger II membandingkan data, mencari fakta-fakta, dan membuang semua informasi yang bertentangan.  Akhirnya, pengumpulan informasi pun selesai dan pembuatan peta pun dimulai.

                                                               Peta dunia karya Al-Idrisi.

Membuat peta
Di bawah arahan Al-Idrisi, sebuah peta dibuat pada sebuah papan perak. Al-Idrisi menjelaskan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Perkataan Al-Idrisi berlawanan dengan semua orang yang percaya bahwa bumi itu datar. Maka ia pun membuat peta bola dunia (globe) yang terbuat dari perak seberat 400 kilogram.

Al-Idrisi kemudian membuat garis yang menandai batas dari tujuh iklim dunia, timur dan barat dan dibatasi oleh lintang dari Kutub Utara hingga Khatulistiwa. Al-Idrisi mencatat dari Atlantik di Barat dan ke Cina di Timur 180 hingga 360 derajat bujur dunia.

Setelah sketsa kasar selesai dibuat oleh Al-Idrisi, para perajin perak memindahkan garis-garis besar negara, lautan, sungai, jurang, semenanjung dan pulau-pulau ke papan perak.




Read : Al-Idrisi, Kartografer Muslim Kepercayaan Raja (2)

Source: republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post Home